ArticlesNovember 29, 2020by skytree

Bagaimana Menentukan Budget Iklan Online?

Dalam seri #BincangDigital kali ini, TalkDGTL berbincang dengan William Jakfar, Growth Strategist dari SkytreeDGTL untuk membahas mengenai salah satu pertanyaan yang paling sering ditanyakan oleh pemilik bisnis dan profesional: berapa budget yang harus dikeluarkan untuk beriklan di platform digital?

Beberapa tahun belakangan, iklan online menjadi salah satu platform digital marketing yang populer digunakan oleh pemilik bisnis dan perusahaan.

Dalam seri #BincangDigital kali ini, TalkDGTL berbincang dengan William Jakfar, Growth Strategist dari SkytreeDGTL untuk membahas mengenai salah satu pertanyaan yang paling sering ditanyakan oleh pemilik bisnis dan profesional: berapa budget yang harus dikeluarkan untuk beriklan di platform digital?

Simak wawancara berikut untuk menemukan jawabannya!


T: TalkDGTL | WJ: Wiliam Jakfar

T: Kalau berbicara tentang iklan, salah satu hal yang paling sering ditanyakan adalah soal penentuan budget. Kalau menurut pengalaman Mas William, hal apa saja yang harus dipertimbangan saat menentukan budget iklan?

WJ: Tergantung tujuan dari iklan tersebut apa, ada yang ingin mendapatkan awareness, click website, visit website, atau pembelian. Nah, dari sana, bagi yang belum pernah beriklan, jalani saja semampunya berapa.

Namun, bagi yang sudah pernah beriklan, cari tau Cost Per Acquisition (CPA); akuisisi ini bermacam-macam, ada akuisisi awareness, link traffic, pembelian, barulah dari sana dilakukan forecast. Sebagai contoh, untuk pembelian sepasang sepatu, kita membutuhkan Rp50.000,00, angka ini bisa turun dengan optimasi, angle, dan sebagainya, namun kita sudah memperoleh batasan. Jika budget iklan kita Rp1.000.000,00 maka kita bisa mendapatkan 20 pembelian. Nah, dibalikin, kita maunya dapat berapa? Dari sana baru diajukan budgetnya. Jadi, kita harus tahu dulu matriks pengukuran kita apa saja sehingga budgeting didasarkan oleh apa yang kita ingin kejar lalu kita balikin pake rumus sederhana, kurang lebih kayak gitu.

T: Dalam iklan, kita sering mendengar istilah CPC dan CPM, apa sih hubungannya dengan penentuan budget iklan digital?

WJ: CPC dan CPM merupakan pengukuran yang dilakukan untuk menentukan kapan kita membayar sesuatu. CPC ialah Cost Per Click dan CPM ialah Cost Per Impression. CPC dan CPM merupakan angka yang akan keluar kalau kita menjalankan iklan di Google, Facebook, Twitter, LinkedIn, atau apapun. Nah di titik itu, CPC dan CPM berguna banget untuk kita melakukan forecast.

Seperti namanya, cost per click, kita membayar setiap kali klik terjadi. Misalnya jika 1 klik kita harus bayar Rp5.000,00, kita akan memperoleh 10 klik jika budget kita Rp50.000,00. CPM juga sama, jika 1 CPM misalnya Rp10.000, artinya kita harus membayar Rp10.000,00 untuk mendapatkan 1.000 views, jadi kalau mau menghasilkan 1 juta views, tinggal hitung sendiri kira-kira budgetnya berapa.

Jadi, kalau tidak ada CPC atau CPM atau matriks lainnya yang tadi saya sebutkan seperti CPA, kita tidak bisa mengukur.

T: Apakah ada perbedaan penentuan budget di platform yang berbeda, misalnya Facebook dan Google yang paling banyak digunakan?

WJ: Hal yang harus diperhatikan ialah perbedaan dari Google Search dan Facebook Ads. Karakteristik Google Search ialah CPC yang lebih mahal. Kalau Facebook dan Google Display Ads kurang lebih mirip; Google Display agak sedikit lebih murah. Jadi, karakteristik tersebut yang paling terasa untuk budgeting iklan. Kita tidak bisa pukul rata misalnya 1 klik itu Rp 1.000,00 untuk semua platform karena di Google Search mungkin 1 klik bisa Rp10.000,00 sendiri.

T: Bagaimana cara kita mengetahui apakah budget yang dikeluarkan sudah optimal atau belum?

WJ: Balik lagi ke targetnya, jadi biasanya ada 2 pendekatan. Apakah kita mau menghabiskan budget? Pendekatan ini digunakan untuk perusahaan yang constraintnya budget. Misalnya kita ingin coba digital marketing dengan budget Rp3.000.000 per bulan. Di sini penyerapan budget menjadi KPI (key performance indicator-red) karena budget sedikit jadi eksperimennya hanya sedikit dan tidak maksimal.

Kalau misalnya constraintnya adalah target, balikin targetnya mau berapa dan budgetnya sudah optimal atau belum. Kalau budget sudah mentok, dilihat lagi apa yang bisa diperbaiki, apakah kita menurunkan harganya, atau ada pendekatan iklan lain yang belum kita pakai, atau angle supaya harganya lebih murah, nah di titik itu optimasinya jalan.

T: Berapa kisaran budget yang harus disiapkan untuk bisnis yang baru mau mulai beriklan?

WJ: Sekitar Rp300.000,00-1.000.000,00 per bulan.

Kenapa Rp300.000,00? Karena di Facebook minimal Rp10.000,00 per hari untuk beriklan. Jadi, Rp300.000,00 untuk sebulan.

Kalau Rp1.000.000,00 per bulan ialah batas normalnya, Rp300.000,00 per proyek bisa menjalankan tiga campaign setiap harinya sehingga di titik tersebut bisa sekalian melakukan eksperimen iklan.

T: Ada tips terkait budgeting lainnya untuk teman-teman yang ingin memulai iklan digital?

WJ: Coba saja. Pertama tentukan dulu siapa yang akan mengeksekusi iklan, kalau sudah ada, baru tentukan budget untuk eksperimen iklan dulu. Jangan berharap iklan itu akan langsung memberikan hasil. Berikan spare waktu 1-3 bulan untuk mencoba dulu dan lihat responnya seperti apa. Jangan hanya deploy 1 kampanye iklan dan berharap keajaiban akan terjadi, itu tidak mungkin. Berikan dedicated result dan siapkan waktu untuk belajar sendiri. Coba berikan budget, waktu, dan orang.


 

Poin-poin penting:

  • Tujuan iklan perlu ditentukan terlebih dahulu sebelum menentukan budget.
  • Angka CPC dan CPM dapat digunakan untuk melakukan forecast budget dan target iklan.
  • Eksperimen iklan membutuhkan waktu. Berikan waktu 1-3 bulan untuk melakukan evaluasi efektivitas iklan terhadap bisnis.

.