ArticlesDecember 7, 2020by skytree

Mengukur Performa Media Sosial

Strategi digital yang baik adalah strategi yang terukur. Termasuk juga mengukur upaya media sosial dan kontribusinya terhadap bisnis. Lantas seperti apa kontribusi yang diharapkan? Seringkali ini terpulang pada tujuan eksistensi brand dalam media sosial, ada yang ditujukan untuk customer services, ada pula yang ditujukan untuk awareness.

Media sosial menjadi salah satu saluran digital terpopuler untuk perusahaan karena semakin besarnya pemakaian Facebook, Instagram, Twitter, dan lainnya. Kenaikan ini bukan tanpa sebab, karena media sosial telah menjadi kunjungan tetap saat kita membuka handphone. Terlebih lagi dengan semakin banyaknya fitur yang membuat kita tak bosan untuk melakukan interaksi di sana.

Strategi digital yang baik adalah strategi yang terukur. Termasuk juga mengukur upaya media sosial dan kontribusinya terhadap bisnis. Lantas seperti apa kontribusi yang diharapkan? Seringkali ini terpulang pada tujuan eksistensi brand dalam media sosial, ada yang ditujukan untuk customer services, ada pula yang ditujukan untuk awareness.

Metrics yang diukur di media sosial

Dalam hampir semua media sosial, ada metrics yang harus selalu diukur secara kasar, yaitu:

1. Followers

Followers menandakan seberapa banyak pengikut media sosial yang dimiliki. Semakin banyak jumlahnya maka menunjukkan semakin besar potensi impression yang didapatkan, dan ini akan memunculkan awareness yang lebih tinggi untuk brand.

2. Engagement Rate

Metrics ini mengukur berapa persentase engagement berbanding followers yang dimiliki, untuk melihat berapa jumlah orang yang tetap aktif setelah mengikuti konten dari brand. Semakin besar engagement rate, maka semakin tinggi potensi followers untuk diberikan pesan-pesan yang lebih bersifat promosi.

3. Link Clicks

Kita bisa menyisipkan link di hampir semua media sosial, baik itu website kita maupun link promosi lainnya. Kontribusi traffic yang dihasilkan dari media sosial terkadang menjadi KPI yang tak kalah penting, terutama untuk mengukur konversi yang terjadi dari media sosial.

Dari ketiga metrics ini, masih ada metrics lain yang biasanya diukur untuk memperjelas performa media sosial seperti impression atau jumlah tayang konten media sosial secara keseluruhan. Tingkat engagement yang lebih dalam seperti comment, share, dan lain sebagainya juga diukur menggunakan pendekatan yang berbeda.

Membandingkan hasil dengan kompetitor

Pengukuran media sosial berdasarkan metrics di atas bisa dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan historis dan kompetisi. Pendekatan historis berarti kita berusaha membandingkan data periode sebelumnya dengan data sekarang. Pendekatan kompetisi berusaha membandingkan data brand dengan kompetitor lainnya di media sosial. Misalnya, berapa posisi ranking followers brand kita dibanding kompetitor.

Konteks pengukuran sesuai tujuan

Terkadang konteks pengukuran tidak fokus ke seberapa besar angka yang bisa dihasilkan, namun apa tujuan bisnis yang ingin dicapai. Contoh kasus misalnya kita mempunyai followers yang tinggi namun tidak banyak link clicks ke website, mungkin kita perlu mengasumsikan bahwa audience yang telah dimiliki tidak cocok dengan konten promosi yang berisi link.


Artikel ditulis oleh: William Jakfar

.