ArticlesDecember 7, 2020by skytree

Strategi Digital Marketing dalam Masa Krisis

Strategi digital marketing harus diterapkan secara efektif dalam menghadapi masa-masa krisis. Beberapa upaya konkret pun perlu dilakukan untuk mendukung eksekusi digital marketing secara maksimal.

Digital marketing merupakan ranah yang selalu bergerak dinamis mengikuti perkembangan teknologi dan zaman. Perubahan apapun yang terjadi pada sektor-sektor kehidupan senantiasa turut memengaruhi kondisi digital marketing. Salah satunya adalah pandemi virus corona (COVID-19) yang menyebabkan situasi dunia memasuki masa kritis sejak awal tahun 2020.

Strategi digital marketing harus diterapkan secara efektif dalam menghadapi masa-masa krisis. Beberapa upaya konkret pun perlu dilakukan untuk mendukung eksekusi digital marketing secara maksimal.

1. Melakukan Sosialisasi Perubahan kepada Semua Pihak

Semua pihak yang terlibat dalam organisasi harus mengetahui perubahan yang akan diberlakukan dalam masa krisis. Jangan sampai ada stakeholder yang kebingungan menghadapi perubahan aktivitas operasional di organisasi.

Beberapa perubahan yang kemungkinan besar terjadi pada masa krisis dan harus disampaikan melalui berbagai saluran digital (misalnya akun media sosial, website, dan email newsletter), yaitu:

  • Perubahan jam operasional.
  • Perubahan service level agreement dan layanan pelanggan secara umum.
  • Pergantian jadwal program, acara, meeting, atau aktivitas penting yang sudah ditetapkan sejak jauh hari.
  • Langkah antisipatif terhadap perubahan yang mempengaruhi stakeholder dan organisasi secara keseluruhan.
  • Komitmen organisasi dalam masa krisis.

2. Memanfaatkan Reach Digital yang Dimiliki untuk Menyampaikan Informasi Penting

Semua pihak yang terlibat dalam bidang digital marketing di suatu organisasi bertanggung jawab memanfaatkan seluruh saluran digital yang dimiliki untuk menyebarkan informasi valid. Upaya ini sangat penting untuk meminimalkan penyebaran hoax yang dapat menimbulkan banyak dampak negatif pada seluruh lapisan masyarakat.

Sebaiknya organisasi tidak memanfaatkan reach digital untuk tujuan promosi, melainkan untuk membagikan informasi penting yang bersifat umum, seperti:

  • Hotline atau kontak resmi yang disediakan pemerintah untuk kondisi darurat.
  • Standard Operating Procedure (SOP) yang ditetapkan pemerintah mengenai kondisi krisis yang sedang terjadi, contohnya cara mencuci tangan yang benar menurut standar IDI dan cara merawat pasien yang positif terjangkit virus COVID-19.
  • Berita-berita positif tentang masa krisis yang kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan, serta berbagai informasi penting lainnya.

3. Menghindari Konsep Promosi yang Tidak Etis

Masa krisis yang terjadi di seluruh belahan dunia ini memang menyebabkan gangguan di berbagai sektor kehidupan, terutama sektor bisnis. Namun, bukan berarti hal tersebut harus dimanfaatkan sebagai momen untuk melakukan promosi. Proses promosi masih boleh dilakukan dengan cara yang etis tanpa mengorbankan kepercayaan masyarakat terhadap brand dan organisasi.

Beberapa hal yang harus dipertimbangkan bila ingin berpromosi dalam masa krisis, yaitu:

  • Jangan menggabungkan informasi tentang layanan masyarakat dengan pesan promosi.
  • Menghindari pembahasan mengenai masa krisis secara berlebihan, misalnya penggunaan kata-kata COVID-19, virus corona, pandemi, krisis keuangan, dan penyakit menular dengan intensitas tinggi.
  • Melakukan upaya promosi yang menonjolkan empati berkaitan dengan masa krisis yang tengah terjadi. Contohnya, bisnis kuliner memberikan diskon 20% bagi pelanggan yang memesan online untuk mendukung gerakan physical distancing.

4. Mengubah Ekspektasi Pemasaran

Strategi digital marketing dalam masa krisis hendaknya tidak bertujuan untuk mencapai omzet dan target penjualan jangka pendek. Suatu organisasi harus mengubah ekspektasi pemasaran karena tantangannya bukan sekadar persaingan pasar yang ketat, tetapi juga usaha untuk bertahan melewati masa-masa sulit.

Hal-hal penting yang perlu dipertimbangkan organisasi saat mengubah ekspektasi pemasaran ialah:

  • Menyusun rencana pemasaran jangka panjang yang mungkin selama ini luput dari perhatian akibat terlalu fokus dengan tujuan pemasaran jangka pendek.
  • Melakukan evaluasi digital marketing secara menyeluruh terhadap strategi yang sudah diterapkan selama ini.
  • Mengupayakan evaluasi dan koreksi organisasi berdasarkan data analytics yang diperoleh dari proses digital marketing.
  • Menyiapkan strategi digital marketing baru yang akan dilakukan setelah masa krisis berlalu.

5. Mengimplementasikan Perubahan Operasi Digital Marketing

Perubahan besar yang terjadi selama masa krisis juga menuntut organisasi melakukan perubahan dalam strategi digital marketing yang dijalankan. Rangkaian proses yang patut diperhatikan dalam upaya mewujudkan perubahan operasi digital marketing antara lain

  • Analytics: mengamati perubahan perilaku pengunjung website yang berkaitan dengan Key Performance Indicator (KPI) utama.
  • Media sosial: menyusun rencana baru untuk mengurangi promosi dalam masa krisis serta memberikan informasi tentang perubahan atau keterlambatan pelayanan secara jelas.
  • Iklan: menyiapkan kampanye yang relevan dengan masa kritis dan mengutamakan sisi empati dan kesesuaian informasi bagi masyarakat.
  • Search presence: memperbaharui informasi pada Google My Business (meliputi jam operasional, nomor kontak dan lainnya) serta Frequently Asked Questions (FAQ).

Penerapan strategi digital marketing yang tepat akan membantu organisasi bertahan melewati masa krisis. Sambil menunggu masa krisis berlalu, jangan berhenti mempertahankan loyalitas dan kepercayaan masyarakat terhadap brand dan organisasi dengan melakukan berbagai strategi yang efektif.